6/17/2013

MENELADANI NABI IBRAHIM AS

MENELADANI NABI IBRAHIM AS
Oleh; Ust. Yahya, S.Ag

S
h eeeeeeeeebagaimana kita tahu, hari Raya ‘Idul Adha berkaitan dengan ibadah haji. Hari raya dalam Islam mempunyai dua makna yang sangat penting untuk menjadi renungan bersama yaitu makna kemanusiaan dan makna ilahiyah. Makna kemausiaan terlihat dari ajaran Islam kepada muslim untuk tidak melupakan saudara kita yang lain tatkala kita bersenang-senang merayakan hari raya sedangkan
disana banyak saudara kita yang kesusahan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan makna ilahiyah tergambar dari perayaan hari raya pasca pelaksanaan ibadah. Lihatlah hari raya ini dibuka dengan takbir, tahlil, tasbih dan tahmid kepada Allah SWT dan sholat dan dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban.
Hari raya Idul Adha berkaitan erat dengan ibadah haji. Haji adalah ibadah agung yang secara literal bermakna bermaksud (berkeinginan dan sengaja), sementara maksud dan niat, keduanya menghantarkan seseorang menuju cita-cita, niat adalah amal yang paling mulia karena ia adalah pekerjaan anggota yang paling mulia yaitu hati. Hanya mereka yang mempunyai "istitho’ah" yang melaksanakannya. "Istitho’ah" adalah menjawab panggilan Allah dan istitho’ah adalah kemampuan untuk melaksanakannya meski terasa berat. Faktanya banyak orang yang mampu tapi belum terpanggil dan mau melaksanakannya meski harus melalui kesulitan
Thowaf mengelilingi ka’bah bukanlah maksud dan tujuan, tetapi tujuannya adalah pemilik ka’bah. Mencium hajar aswad bukan menyembah batu  melainkan taat kepada sunnah rosul. Hajar Aswad  ibarat tangan  kanan Allah, begitu ibnu Abbas menegaskan, sehingga ketika menyentuh seakan para haji sedang menyalami dan berbaiat pada Allah SWT.
h eeeeeeeeSelain itu, perhatian kita pada bulan ini tidak hanya tertuju kepada ibadah haji saja, tetapi juga tertuju kepada sebuah peristiwa agung yang menggambarkan sosok teladan, bapak para nabi dan sekaligus bapak monotheisme dalam pandangan sementara masyarakat modern sekarang.
Sosok teladan yang seharusnya menjadi panutan kita selain junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Kalimat menjadikan uswah, teladan dan figur bukan tanpa konskuensi. Sebagian masyarakat muslim mengelu-elukan dan mengidolakan serta menjadikan seseorang menjadi figur mereka, namun dalam praktiknya tidak, betapa tidak? Mereka tidak pernah mencontoh sang figure dalam sikap, perilaku dan pola pikir, atau mencontoh sebagian saja darinya, itupun kadang yang mudah dan enak-enak saja.
h eeeeeeeeHal-hal yang yang harus dimiliki oleh sang pengidola -sebagaimana QS S.Al Ahzab ayat 21 mengaskan- yaitu yang harus selalu kita harapkan adalah ridlo, pahala, dan pertemuannya dengan Allah semata, selalu memohon kepadaNya atas keselamatan dan kesuksesan hidup di akhirat nanti dan selalu mengingat kepada Allah SWT kapanpun dan dimanapun kita berada..  
Dalam rangka menunaikan dan menuju kepada misi itulah kita meneladani sosok uswah kita. Al Qur’an menggambarkan sosok teladan Nabi Ibrahim sebagai berikut:
Pertama, Kritis dalam mencari dan menerima kebenaran. Generasi Ibrahim tidak larut dalam arus mayoritas yang memang salah, pandai memisahkan yang haq dan batil untuk selanjutnya memilih yang haq dan meninggalkan yang batil. Kriteria ini tampak jelas digambarkan oleh Al qur’an tatkala nabi Ibrahim mencari Tuhan dengan mengatakan kepada bapaknya (QS. al An’am:74)
 واذ قال ابراهيم لآبيه أزر أتتخذ أصناما ألهة انى أراك و قومك فى ضلال مبين
Proses pencarian Tuhan sejati oleh nabi Ibrahim adalah bukti nyata bahwa beliau adalah seseorang yang secara kritis dalam mencari dan menerima kebenaran, beliau tidak larut dalam paganisme yang menjadi trend pada masa itu. Beliau tidak serta merta menerima keyaknan mayoritas tanpa menganalisa, bertabayyun bahkan bereksperimen.
Kedua, Sikap dan perilaku yang menyatu dengan ajaran Islam, sehingga terlepas dari segala macam bentuk kesyirikan dan kekufuran. Sikap ini menjadikan generasi Ibrahim tidak mungkin suka dan senang kepada segala bentuk kemaksiatan dan dosa sebagai cerminan dari sikapnya terhadap kekufuran. Beliau sangat tegas dalam memberikan loyalitasnya kepada Allah semata (QS. al Mumtahanah:4). Dan sebagai konskuensi logis dari loyalitas itu muncul keloyalan kepada mereka yang menjadi pemimpin yang loyal kepada Allah.
قد كانت لكم أسوة حسنة فى ابراهيم و الذين معه اذ قالوا لقومهم انا براء منكم و مما تعبدون من دون الله     
Ketiga, memiliki kebanggaan sebagai muslim sehingga dia selalu menunjukkan identitasnya sebagai muslim dimanapun dan kapanpun mereka berada.
Islam adalah agama samawy yang relevan dimana dan kapanpun Islam berada. Mengapa kita tidak bangga disebut sebagai muslim, meski dalam faktanya Islam kadang tertutup oleh diri kita atau kadang kita sengaja menutupinya. Kita belum mampu menampakkan wajah nan indah, ramah, penyantun, dan penuh rahmat.
h eeeeeeeeKeempat, Memiliki ilmu yang banyak sehingga mereka bisa meraih prestasi yang tinggi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
Ilmu telah menjadi symbol kemajuan dan kejayaan suatu bangsa. Islam adalah agama yang erat hubungannnya dengan ilmu pengetahuan. Lihatlah wahyu pertama yang turun kepada nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Perintah membaca berulangkali disebut oleh al Qur’an. Bahkan secara tegas al Qur’an juga menyindir mereka yang tidak mau menggunakan akalnya. Bahkan yang lebih mencengangkan adalah fakta-fakta ilmiah yang diungkap olehnya sejak 14 abad yang lalu yang baru diketahui oleh manusia modern atau bahkan yang belum berhasil diungkap.
h eeeeeeeeGenerasi Ibrahim adalah generasi yang seharusnya cerdas, bukan bergelimang kebodohan yang menjadi lambang kejumudan. Bukankah jika kita menginkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat harus dengan ilmu sebagaimana ditegaskan oleh junjungan kita nabi Muhammad SAW?
Kelima, Kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi rintangan dalam memperjuangkan yang haq. Nabi Ibrahim dalam perjuangannya siap untuk diusir dari nagerinya,  dibenci, dan siap dibakar (QS. Ash Shoofat:93-97) dan (QS. Al-Anbiya’:68-69)
Sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan dosa serta sabar dalam menghadapi rintangan dan musibah harus kita tanamkan dalam diri kita generasi Ibrahim. Sabar dalam makna aktif adalah sabar dan tabah dalam menghadapi segala ujian dan musibah seraya bangkit dengan usaha yang sungguh-sungguh dari keterpurukan. Barangkali bangsa ini harus mempunyai bentuk kesabaran aktif ini dan menjadikan sabar sebagai penolong disamping sholat dalam menghadapi segala ujian dari Allah sehingga mampu bangkit dan lepas dari kerusakan yang telah terjadi hampir di seluruh sektor kehidupan ini.
Keenam, Berani berkorban demi kepentingan Islam dan umatnya.
Nabi Ibrahim telah memberikan contoh berkorban yang baik. Berkorban dengan segala sesuatu yang beliau miliki. Berkorban dengan meninggalkan tanah airnya, tanah kelahirannnya demi memenuhi panggilan Allah (QS. Ash-shoffat :99). Berkorban dengan nyawanya di tengah kobaran api yang membakarnya karena beliau menghancurkan patung-patung raja Namrud (QS. al-Anbiya’:69). Dan bahkan beliau berkorban dengan yang paling beliau cintai yaitu anaknya (QS. Ash-shoffat:102)

Berkorban itu secara mutlak dalam hidup ini. Tidak ada manusia yang hidup sejahtera tanpa pengorbanan. Tidak ada pemimpin yang berbuat adil jika dia tidak rela berkorban. Tengoklah kholifah Zainal Abidin seperti yang dikisahkan oleh Ibnu Ishaq yang rakyatnya terpenuhi kebutuhan makannya sehari-hari karena setiap pagi mereka menemukan sekarung gandum ada di depan pintu mereka. Pada detik-detik terakhir kematian sang kholifah, mereka tidak lagi menemukan sekarung gandum tersebut. Masyarakat kaget, bukan karena kehilangan gandum, tapi kaget karena melihat dan mendengar punggung sang kholifah yang lecet dan kapalan yang menunjukkan kerja keras beliau dalam mengangkat sendiri karung-karung gandum itu tiap malam. Berkorban haruslah abadi, bukan dibatasi oleh waktu dan suasana tertentu. Berkorban bukanlah untuk mengharapkan balasan yang lebih besar. []

0 komentar:

Posting Komentar

 

terimakasih atas kunjungannya

we love palestina

Lambang LDK

hubungi kami di:

Jl. Tentara Pelajar No. 2 gedung A, Lt. I kampus I STAIN Salatiga 50721
Phone: 085744479682
E-mail: ldkdarulamal.stainsltg@gmail.com
FB: LDK Darul Amal STAIN Salatiga "