Visi Misi Strategi Hidup ala
Al-Qur`an
Oleh Ahmad Fikri Sabiq
Sedikit mengurai tentang isi dari surat
Al-Fatihah, ayat-ayat dalam surat ini memberikan inspirasi untuk menggapai
kebahagiaan dalam hidup. Ayat pertama, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang,” menggambarkan tentang visi atau tujuan
hidup.
Visi atau tujuan hidup adalah berkarya dengan
atas nama Allah, mengharap ridha dan rahmat-Nya dalam mencari kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Allah swt mengenalkan Diri-Nya dengan sifat-Nya
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini memberikan motivasi kepada setiap
manusia untuk senantiasa mengharapkan asih dan sayang dari-Nya
Dari
ayat tersebut, sudah semestinya bagi setiap umat yang beriman kepada Allah swt
dalam menjalankan kehidupan ini untuk senantiasa diorientasikan kepada Allah
swt. Dalam setiap mencari ilmu, bekerja, beribadah, dan lainnya, hendaknya
setiap insan yang diciptakan sebagai ahsani taqwim tidak melenceng dari
garis-garis yang telah ditetapkan oleh-Nya, serta segala peran ditujukan untuk
memperoleh ridho-Nya, sehingga bisa
menikmati perjalanan hidup ini dengan berperilaku yang Allah banget.
Selanjutnya, pada ayat kedua sampai keempat, Allah Swt.
memberikan gambaran siapa Dia. Dialah Allah yang menjadi Robbil ‘alamin, 228Yang
Maha Rahman dan Maha Rahim, Dzat yang memiliki segalanya.
Selanjutnya, untuk mencapai visi tersebut bisa
dilihat dalam ayat kelima, yang artinya “Hanya Engkaulah yang kami sembah,
dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” Ada dua poin yang
dapat diamati dari ayat tersebut, “kami sembah” dan “kami meminta
pertolongan”. Untuk mencapai tujuan, keinginan dan cita-cita, hendaklah
setiap ‘abid memenuhi poin yang pertama dulu, yaitu beribadah kepada
Allah. Setelah itu, juga melaksanakan poin kedua, berdo’a kepada-Nya.
Allah swt memberikan tambahan cara lainnya,
yaitu bertaqwa dan bertawakkal kepada-Nya. Dalam firman-Nya, “Barangsiapa
bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.
At-Thalaq : 2-3)
Taqwa berarti menta’ati perintah dan
larangan-Nya. Maksudnya yaitu menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah swt.
(Imam An-Nawawi dalam Tahriru Al-Fazhil Tanbih: 322)
Hampir sama dengan pendapat
tersebut, taqwa adalah menjaga diri dari siksa Allah dengan menta’ati-Nya,
yakni menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan
melakukan perbuatan atau meninggalkannya. (Imam Al-Jurjani dalam Kitabut
Ta’rifat: 68).
Selain tentang bertaqwa, ayat di atas juga
menginspirasikan tentang bertawakkal. Tawakkal adalah menyandarkan diri kepada
Allah tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam
kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan
hati yang tentram. (Al-Ghazali).
Bertawakkal bukannya hanya menyerahkan segala
urusan kepada-Nya, tapi penyerahan urusan tersebut dilakukan setelah berusaha.
Ketika segala usaha dengan mengerahkan segala kemampuan sudah dilakukan, dan
tinggal menunggu hasil, maka yang bisa dilakukan adalah berdo’a dan menyerahkan
segalanya kepada-Nya. Keadaan inilah merupakan keadaan yang bisa disebut dengan
bertawakkal.
Jadi,
misi atau hal yang bisa dilakukan untuk menjadi pribadi yang Allah banget
adalah dengan beriman, beribadah, bertaqwa, dan bertawakkal kepada Allah swt,
Dzat yang telah berfirman bahwa jin dan manusia ini diciptakan tidak lain
adalah untuk menyembah atau beribadah kepada-Nya.
Surat
al-Fatihah tersebut juga memberikan gambaran tentang strategi hidup, yaitu
terdapat dalam ayat keenam, “tunjukkanlah kami jalan yang lurus.” The
underline point-nya yaitu jalan yang lurus. Untuk menggapai kesuksesan di
dunia dan akhirat, strateginya yaitu meniti jalan yang lurus, yakni Islam,
dengan dibarengi beribadah dengan mengamalkan ajaran-ajaran yang telah
ditetapkan dalam Al Qur’an dan Hadits.
Setelah memiliki visi, misi, dan strategi dalam
menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan kelak di akhirat, langkah selanjutnya
yaitu action plan gaya hidup (life style). Ini tercermin dalam
ayat tarakhir dari surat Al-Fatihah, “yaitu jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka, bulan jalan mereka yang dimurkai dan bukan
pula jalan mereka yang sesat.”
Pembahasan pada bagian ini yaitu tentang gaya
hidup (life style), yaitu berupa sebuah keteladanan (best practice)
yang divisualisasikan dalam kata “orang yang telah Engkau beri nikmat.”
Orang-orang yang diberi nikmat yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada`,
shalihin, dan lainnya. Dan juga sebuah rasa untuk mengelola resiko (risk),
yaitu mengelola resiko dengan tidak melakukan kerusakan dan menjaga diri dari
perbuatan orang-orang yang dimurkai dan tersesat. (Heru, Inspiring Qur`an).
Itulah visi, misi, strategi dan life style
yang diinspirasikan oleh Allah swt melalui surat Al-Fatihah. Tentunya masih
banyak lagi inspirasi lainnya yang Allah berikan dalam kalam-Nya yang
lain.
So, setiap hamba Allah yang
yakin dengan kemahabesaran-Nya, sudah sepantasnya untuk memiliki visi, tujuan
atau goal dalam hidup yang diorientasikan kepada hal-hal yang telah
Allah tetapkan. Dan goal tersebut mengarah pada pembentukan pribadi yang
tangguh, santun, cerdas, dan positif, serta mengarah kepada peran manusia sebagai
kholifatullah fil ardl, manusia
diminta mengelola bumi seisinya ini, serta merawat dan menjaganya, dan
melakukan hal bermanfaat untuk orang lain.
Orang kerdil adalah orang
yang bertindak untuk diri sendiri, sedangkan orang besar adalah orang yang bertindak
untuk kemanfaatan orang lain, agama, umat, bangsa, dan negara.
Semoga Allah swt selalu memberikan bimbingan dan
kekuatan. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar