Visi LDK

Sebagai wadah positif bagi mahasiswa STAIN Salatigauntuk melahirkan kader-kader yang robbaniyah, ilmiyah dan professional.

Misi LDK

1.Menghimpun, membina, memberdayakan dan mengarahkan mahasiswa guna meningkatkan kualitas ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan perannya di kampus STAIN Salatigaserta masyarakat secara luas. 2.Menyebarkan nilai-nilai Islam dalam mewujudkan kampus yang Islami..

Karena LDK cinta Palestina

Untukmu, Palestina tercinta, Kami penuhi panggilanmu, Untukmu, Al-Aqsho yang mulia, Kami kan terus bersamamu

indahnya ukhuwah

bukankah hati kita telah lama bersatu, dalam tali kisah persahabatan ilahi..

indahnya berbagi

karena LDK peduli maka LDK berbagi

6/17/2013

MENELADANI NABI IBRAHIM AS

MENELADANI NABI IBRAHIM AS
Oleh; Ust. Yahya, S.Ag

S
h eeeeeeeeebagaimana kita tahu, hari Raya ‘Idul Adha berkaitan dengan ibadah haji. Hari raya dalam Islam mempunyai dua makna yang sangat penting untuk menjadi renungan bersama yaitu makna kemanusiaan dan makna ilahiyah. Makna kemausiaan terlihat dari ajaran Islam kepada muslim untuk tidak melupakan saudara kita yang lain tatkala kita bersenang-senang merayakan hari raya sedangkan

Memperingati Milad, LDK STAIN Mengadakan Lomba Khitobah

Memperingati Milad, LDK STAIN Mengadakan Lomba Khitobah
Sidomukti – Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga menggelar acara lomba khitobah sebagai bagian dari seragkaian acara Festival Da’wah dalam rangka Milad ke-11 organisasi ini pada Sabtu (8/6). Acara yang diadakan di gedung PKM 2 STAIN Salatiga ini diikuti oleh mahasiswa, pelajar SMA/SMK/MA, serta delegasi dari pondok pesantren se-Salatiga.

6/12/2013

Kembangkan Iklan Berkarakter di TV

Kembangkan Iklan Berkarakter di TVh
Oleh Ahmad Fikri Sabiq
Dunia pendidikan di negeri ini sedang gencarnya membahas tentang kurikulum berbasis karakter yang rencana mulai diterapkan tahun ini. Dan ini seharusnya diimbangi dengan hal-hal yang ada di lingkungan kita.
Salah satunya yaitu iklan di TV. Penulis tertarik dengan iklan salah satu produk rokok yang muncul sekitar tahun 2009an. Seorang pemuda yang sedang berada di dalam kereta api.
Ketika sedang duduk menikmati perjalanan, tiba-tiba ada seorang nenek yang sudah tua hendak mencari tempat duduk yang masih kosong, dan pada waktu itu semua bangku kereta sudah diduduki oleh penumpang.
Berbagai reaksi dilakukan penumpang untuk mempertahankan tempat duduknya, dari pura-pura tidak tahu akan datangnya seorang nenek tersebut, sampai sok sibuk mencari kesibukan yang menjadikannya pantas untuk tidak mempersilahkan si nenek duduk.
Kemudian, dengan rasa hormat kepada si nenek, pemuda tersebut mempersilahkan si nenek untuk duduk di bangkunya, dan dia merelakan dirinya untuk berdiri. Sikap terpuji inilah yang seharusnya dimiliki oleh masing-masing insan.
Dari iklan rokok tersebut, penulis yakin andaisaja semua iklan yang ditayangkan di TV memiliki nilai positif di dalamnya, maka perilaku moral anak bangsa ini akan sedikit lebih baik. Dan ini bisa menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait yang peduli dengan dekadensi moral pemuda saat ini.

Menulis, Sulitkah?

Menulis, Sulitkah?
Oleh Ahmad Fikri Sabiq
“Gagasan seseorang akan dikenang oleh orang lain di masa depan dengan cara menorehkannya dalam tulisan.“
BAGI sebagian orang, menulis merupakan sebuah hobi yang sangat menyenangkan. Dan tidak sedikit yang menjadikannya untuk mencari tambahan uang jajan. Bahkan menjadi sebuah profesi.
Di kalangan mahasiswa, menulis merupakan sebuah keniscayaan. Membuat tugas kuliah, makalah, laporan observasi, journal, skripsi, thesis, maupun disertasi merupakan bagian dari aktivitas menulis di kalangan masyarakat kampus.
Ada yang beranggapan menulis itu sulit, dan ada juga yang menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan bakat yang diberikan oleh Allah sejak lahir. Benarkah?
Setidaknya ada tiga alasan penyebab yang menjadikan menulis itu terasa sulit. Pertama, karena seringnya menonton dan mendengarkan. Kegiatan menonton dan mendengarkan bisa dibilang kegiatan yang pasif karena tidak bisa menghasilkan suatu hal yang nampak nyata dan jelas hasilnya.
Kedua, seorang yang mencoba untuk menulis sering terbebani bahwa tulisannya harus bagus dan mudah dimengerti. Ketiga, menghilangnya ruh atau jiwa pada saat menulis. Kegiatan menulis menjadi tidak mood lagi, kehilangan tujuan dari menulis dan lainnya.
Menulis untuk diri sendiri
Langkah awal yang bisa dilakukan bagi pemula untuk menulis adalah menulis untuk dirinya sendiri. Dalam arti, tidak terikat dan tidak mengikuti aturan-aturan orang lain. Menulis bisa menjadi enjoy apa adanya, semau gue, dan sebagainya. Dalam tahap ini, tulisan tidak harus bagus dan tidak harus mudah dipahami orang lain. Yang terpenting adalah mulai merangkai kata-kata menjadi kalimat.
Setelah mindset tersebut sudah terbentuk, step selanjutnya yaitu menentukan topik yang mau ditulis, topik tersebut bisa berupa hal yang sifatnya membujuk, meminta, mengajak, menginformasikan, mencurahkan perasaan, dan mengekspresikan gagasan. Dalam memilih topik bisa mempertimbangkan hal-hal yang disukai dan sering ditemui dalam keseharian. Dan untuk mendukung topik, bisa dengan mencari literatur sekunder sebagai alat bantu, dan juga dengan mempelajari profil pembaca. Setelah itu, langsung dimulai dengan menorehkan tinta di atas kertas kosong secara bebas (free-writing).
Menulis Berita dan Cerita
Menulis berita dan cerita memiliki karakteristik tersendiri. Kalau berita, merupakan menulis fakta dari suatu peristiwa dan menyangkut dari orang banyak. Cara menulis berita adalah dengan melengkapi aspek 5W+1H, yaitu what, where, who, when, why, dan how.
Dalam menulis berita juga mengedepankan kelayakan dan nilai dari sebuah berita. Kelayakan sebuah berita bisa dilihat pada keakuratan dan kehangatan sebuah berita. Selain itu juga harus lengkap, adil, berimbang, objektif, jelas, dan ringkas. Adapun nilai sebuah berita bisa dilihat pada aspek keaktualan, kedekatan, dampak peristiwa dan keterkenalan.
Sedangkan dalam cerita lebih mengedepankan emosi dan memiliki jiwa atau ruh. Cara menghadirkan ruh atau jiwa adalah dengan menceritakan apa saja yang ditangkap oleh panca indera, memakai mata hati, menceritakan detailnya peristiwa, dan memilih diksi yang tepat.

Oleh Ahmad Fikri Sabiq, Mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga / Pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga.


Mengapa Harus Mencontek?

Mengapa Harus Mencontek?
Oleh Widi Utami

Seorang siswa SMA di sekolah favorit Salatiga tiga tahun yang lalu lulus UN. Terlihat sangat biasa saja. Biasa, sebab dia tergolong anak yang cerdas. Biasa, sebab dia tergolong anak yang rajin.  Hampir setiap hari dia terlihat menekuni lembar-lembar buku di sela-sela aktivitasnya. Biasa, sebab dia sekolah di sekolah favorit yang bagi kebanyakan orang adalah sekolahnya anak-anak dengan otak yang super cemerlang.
Lain halnya untuk orang-orang yang mengenalnya. Bagi mereka, lulusnya anak ini membawa sensasi tersendiri karena dia seorang anak tuna rungu parsial. Dia tidak mampu menangkap pesan suara. Soal UN listening pada mata ujian bahasa Inggris sebanyak 15 soal mutlak tak bisa dikerjakan.  Sayangnya, kebanyakan dari orang  yang mengenalnya hanya menganggap ini adalah faktor keberuntungan belaka.
 Bersama gurunya ia mencari keringanan agar diperbolehkan untuk lypsing. Saat uji coba lypsing, ia mampu menjawab 5 soal yang diujicobakan dengan benar. Namun permohonan itu ditolak sebab harus melalui proses yang sangat panjang sampai diknas pusat. Anak itu sempat limbung, menceracau tidak jelas di jejaring sosial. Gurunya terpaksa meminta anak itu menjawab dengan random. Pilihan terakhir yang membuatnya down.
Ada orang iseng yang menyuruh dia mencontek teman-temannya. Namun dia selalu teringat dengan nasehat guru-gurunya, dhawuh kyainya. Tegakah membalas hasil keringat ayah dengan selembar ijazah yang didapatkannya dengan cara yang haram? Ayahnya seorang buruh harian, yang setiap hari harus memanggul berkwintal karung.  Guru-gurunya di sekolah tak seorang pun yang ridho dia mencontek. Dengan dorongan orang sekelilingnya, dia memaksakan diri untuk fokus ke mata ujian yang lain. Fokus mengasah dua senjata lainnya, writing dan reading seperti yang dia lakukan selama ini.
Kelulusan anak itu membuat orang-orang tersenyum lega, nilai UN bahasa Inggrisnya 7.2 dengan 15 soal mutlak dijawab random. Namun, tak banyak yang menyadari apa yang dipikirkannya. Ia menolak untuk mencontek satu biji soal pun. Rata-rata orang menganggap bahwa dia terlalu sombong.
Baiklah, anak itu tuli parsial. 15 soal mutlak tak ada harapan untuk bisa dijawab. Tak ada harapan untuk mempelajari, sebab tes audio menjawab bahwa frekuensi pendengarannya rendah dengan grafik yang sangat fluktuatif. Dia hanya mengandalkan 35 soal tersisa. Mempelajari apa yang bisa dia pelajari. Jungkir balik mengusir bayangan tentang listening yang disebutnya hantu. Sempat berfikir untuk mengundurkan diri dan masuk ke SLB.
Sementara, anak-anak normal yang lain, yang barangkali tak punya kekurangan seperti anak tunarungu parsial ini, dengan mudahnya mencontek. Parahnya ada oknum guru yang mendukung tindakan memalukan ini. Padahal mereka masih punya harapan untuk mempelajari soal demi soal. Mengasah kemampuan dengan belajar yang lebih tekun lagi.
Semua orang tahu jika mencontek adalah perbuatan curang. Sayangnya banyak yang bermental tempe dengan membiarkan anak-anak mencontek. Bahkan dari berita-berita yang selalu menghiasi media saat musim UN, ditemukan oknum guru yang turut berkecimpung dalam lembah contek-mencontek ini. Bisa dibilang, setiap ujian berlangsung ada saja praktik mencontek dari peserta ujian. Tidak peduli apakah di perguruan tinggi ataukah di sekolah dasar.
Ada orang berpendapat bahwa mencontek dilakukan karena suka sama suka. Lantas, apakah ini bisa digunakan sebagai alasan untuk menghalalkan mencontek? Sama saja ketika kita bertanya, apakah zina yang dilakukan suka sama suka akan melunturkan haramnya zina?
Jika kita melihat dengan mata yang lebih jeli, mencontek telah menciptakan budaya yang sangat buruk. Plagiasi di dunia kepenulisan marak belakangan ini, larisnya order tukang membuat skripsi, hingga yang paling dekat dengan penulis saat ini; mendownload makalah di internet untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah karena tidak mau repot-repot mencari referensi di perpustakaan. Download, ganti halaman sampul, print, jilid, kumpulkan, selesai. Hal ini akan semakin parah jika dosen mata kuliah bersangkutan cenderung masa bodoh dengan makalah yang disusun mahasiswanya.
Mencontek membuat anak tidak mau berpikir lebih dalam tentang suatu masalah. Kebiasaan mencontek akan terbawa ke dalam keseharian, mereka akan cenderung kurang kreatif, ikut-ikutan, tidak kuat memegang prinsip karena terbiasa menelan mentah-mentah hasil contekan tanpa tahu apakah itu benar atau salah.
Ketidak mau tahuan, e-ge-pe, begitu anak-anak sekarang menyebutnya, bisa membentuk mental yang lemah. Mental lari dari masalah, cenderung mengambil jalan pintas karena tidak tahu seninya menyelesaikan masalah. Terbiasa mencontek ketika mentok tidak bisa menjawab--padahal rata-rata tidak bisa menjawab karena belum belajar--, bisa dibilang akan membentuk mental lari dari masalah. Jika tidak bisa mengerjakan soal, mencontek sajalah. Jika tak berani menyelesaikan masalah, lari sajalah. Jika tertekan dengan target, cukup sampai disini sajalah perjuangannya. Yang ada di otak, tak mau menghadapi masalah, namun lari saja dari mereka. Bahkan bisa jadi hanya karena gagal meraih impian, bunuh diri jadi andalan.
Keberkahan hidup pun layak kita renungi. Selembar kertas bernama ijazah akan terus digunakan bagi kebanyakan orang. Ijazah akan digunakan untuk mendaftar kerja, menjemput rezeki. Jika ijazah kita—katakanlah, haram karena proses pemerolehannya yang tidak benar, maka, gampangnya rezeki yang kita peroleh pun diragukan keberkahannya.
Bahaya mencontek yang laksana gunung es ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Kita perlu mengubah mindset bahwa mencontek bukan alternatif terakhir. Mencontek yang seolah-olah menjadi budaya di negeri ini harus dipatahkan. Selama kita tidak mempunyai alasan untuk tidak bisa mempelajari seperti belajar mendengar bagi tunarungu, belajar bicara bagi tunawicara, belajar melihat warna pelangi bagi anak tunanetra, kita masih punya harapan untuk mempelajari segala hal. Jika ada 5 dari 40 soal yang mentok tidak bisa mempelajari sampai jungkir balik, masih ada 35 soal  yang masih bisa ditekuni.
Widi Utami

Mahasiswa Tarbiyah STAIN Salatiga. Bergabung di komunitas online PNBB.  Sedang merintis Komunitas peduli anak, Taman Tauhid, bersama teman-teman di Salatiga

Visi Misi Strategi Hidup ala Al-Qur`an

Visi Misi Strategi Hidup ala Al-Qur`an
Oleh Ahmad Fikri Sabiq
Sedikit mengurai tentang isi dari surat Al-Fatihah, ayat-ayat dalam surat ini memberikan inspirasi untuk menggapai kebahagiaan dalam hidup. Ayat pertama, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,” menggambarkan tentang visi atau tujuan hidup.
Visi atau tujuan hidup adalah berkarya dengan atas nama Allah, mengharap ridha dan rahmat-Nya dalam mencari kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ibda` bin Nafs

Ibda` bin Nafs
Oleh Ahmad Fikri Sabiq
Tidak tepat waktu merupakan suatu hal yang pasti ada di sekitar kita. Mulai dari berangkat kuliah telat, mengerjakan tugas tidak tepat waktu, sholat ditunda-tunda, janji yang tidak ditepati, dan tentunya masih banyak lagi, baik yang kita lakukan maupun yang dilakukan oleh orang lain terhadap kita.

Persatuan Umat Islam

Persatuan Umat Islam
         Oleh Ahmad Fikri Sabiq

Ketika umat Islam ini bersatu, maka akan semakin kuat dalam mengembangkan da’wah di muka bumi. Tapi, mungkinkah Umat Islam bersatu? Pertanyaan itulah yang menghiasi pikiran penulis ketika melihat keadaan umat ini yang saling menjatuhkan. Banyak sekali di jejaring sosial terjadi saling menghina antar golongan dari umat Islam ini. Dari pemikiran yang liberal, fundamental, teroris,

Workshop Bercerita

Salatiga - “Nasib suatu bangsa 25 tahun kedepan ditentukan pada cerita yang berkembang pada bangsa tersebut.” Demikian, di awal acara, Kak Adin dengan mengutip pernyataan David C. McClelland menyentil peserta Workshop Bercerita pagi itu. “Maka tak heran jika sekarang dalam bangsa ini bermunculan para tokoh ‘pencuri’ karena cerita yang berkembang 25 tahun lalu

Daurah Mar'atus Shalihah

SALATIGA – Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga mengadakan acara training muslimah bertajuk Dauroh Mar’atus Sholihah (DMS) I, Sabtu (1/12). Acara training yang mengusung tema “Muslimah Sejati, Tetap Gaul tapi Syar’i” ini diadakan di auditorium kampus I dan diikuti oleh ratusan mahasiswi STAIN Salatiga.
Tampil sebagai pemateri dalam training yang diusung oleh Bidang Nisa’ ini, Anis Kholisatul Masruroh (alumni STAIN/wisudawati terbaik PAI 2010) dan Anggun Kartika Sarry (pengurus Jaringan Muslimah Daerah – JARMUSDA – Semarang).
“Kami ingin mengajak mahasiswi STAIN Salatiga untuk sama-sama belajar mengetahui cara berhijab dan bergaul ala muslimah sesuai syari’at”, kata Khusnul Arifah, ketua Bidang Nisa’ LDK saat ditemui ketika mendampingi acara.

DMS merupakan kegiatan rutin yang diadakan SETIAP satu tahun dua kali. DMS I diadakan pada tanggal 26 Mei yang lalu dengan tema “Unbreakable Muslimah”.

Pelatihan Pembuatan Makalah untuk Mahasiswa Baru

Pelatihan Pembuatan Makalah untuk Mahasiswa Baru
BERSTATUS sebagai mahasiswa baru tentunya membutuhkan arahan, bimbingan serta pemahaman terkait dengan hal yang ada di kampus. Dan sebagai mahasiswa tentunya mempunyai berbagai tugas yang harus dikerjakan, terutama berupa tugas akademiknya, semisal membuat makalah, presentasi, tugas kelompok, dan lainnya.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga mengadakan pelatihan pembuatan makalah, sabtu (13/10) di gedung PKM 2 lantai 2 STAIN Salatiga. Tampil sebagai pemateri dalam pelatihan yang diikuti oleh sekitar seratus mahasiswa ini yaitu Imam Masarum, M.Pd., dosen bahasa Indonesia STAIN Salatiga.
Selain diikuti oleh mahasiswa baru, pelatihan ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa lama yang ingin mendapatkan pengalaman lebih tentang pembuatan makalah.
Acara ini diadakan oleh bidang Kaderisasi LDK yang tujuannya untuk membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas pembuatan makalah, kata Fikri, Kabid Kaderisasi LDK. “Selain itu, juga untuk mengenalkan LDK kepada mahasiswa baru STAIN Salatiga”, tambahnya.
Rencananya, lembaga ini akan mengadakan penerimaan anggota baru yang dikemas dalam acara IBTIDA’ LDK 2012, Sabtu-Minggu (20-21/10). Acara yang akan dilaksanakan di kompleks kampus I STAIN Salatiga ini merupakan pintu gerbang bagi mahasiswa STAIN Salatiga untuk bergabung dengan LDK, Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) yang berkonsentrasi pada pembentukan karakter dan pendidikan tentang wawasan keislaman ini.
Kegiatan Ibtida’ akan diisi dengan kegiatan indoor yaitu berupa kajian seputar keislaman, kepemudaan, kemahasiswaan serta konsep-konsep ukhuwah Islamiyah. Selain itu juga ada outbond yang tujuannya untuk mendekatkan antar anggota dari lembaga ini.
Setelah secara resmi menjadi anggota LDK, peserta Ibtida’ ini selanjutnya akan diikutkan dalam kegiatan-kegiatan pembinaan, baik yang berupa klasikal semisal kajian tantang wawasan keislaman, training kepanitiaan, training kepengurusan dan belajar menjadi pembicara, dan juga yang bersifat kajian rutin yang diadakan dalam tiap kelompok anggota.

Selain kegiatan pembinaan, anggota baru ini juga akan diberdayakan dengan diikutkan dalam kepanitiaan-kepanitiaan di LDK, agar anggota baru ini bisa belajar berorganisasi.

Memperingati Milad, LDK STAIN Mengadakan Lomba Khitabah

Memperingati Milad, LDK STAIN Mengadakan Lomba Khitabah
Sidomukti – Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga menggelar acara lomba khitabah sebagai bagian dari seragkaian acara Festival Da’wah dalam rangka Milad ke-11 organisasi ini pada Sabtu (8/6). Acara yang diadakan di gedung PKM 2 STAIN Salatiga ini diikuti oleh mahasiswa, pelajar SMA/SMK/MA, serta

Bedah Buku - Milad ke-11 LDK

Milad ke-11 LDK STAIN Salatiga
ORGANISASI semacam rohis hampir semua ada di berbagai perguruan tinggi, baik kampus yang berlabel umum maupun kampus berlabel Islam. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bernama Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga merupakan organisasi kerohanian Islam (rohis) yang ada di kampus STAIN Salatiga yang pada tahun ini memperingati hari jadinya ke-11.
Dalam peringatan milad atau hari jadinya organisasi yang lahir pada 28 April 2002 yang

6/11/2013

munasharah palestina

sedikit foto2 aksi penggalanagn dana untuk palestina LDK Darul Amal-KAMMI Salatiga





Add caption

Add caption

Add caption

Add caption
Add caption
Add caption

Add caption
Add caption
Add caption
Add caption
Add caption

Add caption
Add caption

SWITER memory




sedikit kenangan kegiatan switer bersama Aktifis Dakwah Kampus :)

Add caption

6/10/2013

Tahapan kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus ( LDK )


Protokol # 07

Tahapan kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus ( LDK )

LDK sangat erat kaitannya dengan lembaga kaderisasi, karena memang LDK pada mulanya didirikan untuk mengkader para mahasiswa agar memiliki pemikiran dan kapasitas seorang muslim yang komprehensif. Dalam perkembangannya LDK beralih peran sebagai lembaga syiar Islam. Berbagai agenda terus dilakukan. Terkadang alih fungsi ini berdampak “kebablasan” di beberapa wilayah. Roda syiar berjalan, sedangkan basis pembinaan tidak terperhatikan.
Inilah yang menjadi sebab mengapa beberapa LDK mengalami krisis kepemimpinan pada tahun-tahun tertentu. Sejatinya LDK harus bisa memastikan sistem kaderisasi bisa berjalan dengan baik dalam keadaan apapun. Karena kaderisasi yang baik akan berperan besar sebagai dinamo dakwah kita.

Mengapa saya berbicara sistem, karena dengan sistem lah, sebuah LDK bisa membentuk kader kader yang solid dan militan setiap saat. LDK tidak boleh berorientasi pribadi atau ketokohan. LDK tidak boleh punya tokoh sentral yang di ibaratkan “pahlawan” bagi LDK tersebut. LDK harus mampu membentuk banya kader hebat di setiap waktu.
Bagaimana LDK melakukan sistem kaderisasi ?. Pada dasarnya ada 4 tahap kaderisasi yakni, tahapan perkenalan, pembentukan, pengorganisasian, dan tahapan eksekusi. Empat tahapan ini adalah sebuah siklus yang membentuk seorang objek dakwah agar di masa yang akan datang siap menjadi subjek dakwah
Perkenalan ( ta’aruf )
Pandangan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda. Memberikan kesan yang baik terhadap LDK adalah tahap awal yang dijalankan. Kesan yang baik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan pelayanan kepada mahasiswa, atau dengan agenda syiar kampus. Pada tahap perkenalan ini , LDK mempunyai peran dalam untuk membuat mahasiswa menjadi mengetahui apa-apa yang belum diketahui terkait islam, atau dengan kata lain dari bodoh menjadi pintar. Dari yang belum mengetahui menjadi mengetahui. Membuat mahasiswa berkata “oh”. Pada hal-hal yang didapat. Pendekatan yang dilakukan memang seperti agenda syiar, karena ta’lim dan tabligh bisa menjadi media untuk memperkenalkan LDK.
Tahapan perkenalan sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan kontribusi beliau ketika sudah masuk LDK, dalam tahapan ini kita perlu memberikan gambaran umum yang jelas sehingga calon kader memiliki orientasi yang jelas dalam mengikuti pembinaan Islam. Tidak ada parameter yang berlebihan dalam tahapan ini. Mahasiswa yang dulu belum mengetahui bahwa sholat itu wajib, menjadi tahu bahwa sholat itu wajib, mahasiswa yang belum tahu bahwa puasa itu wajib menjadi tahu. Belum perlu sampe tahapan melaksanakan. Dengan harapan, setelah mahasiswa mengetahui urgensi dari beberapa hal tentang Islam , membuat mereka tertarik untuk mendalami dengan mengikuti permentoringan.
Poin penting dalam tahapan ini adalah tindak lanjut dari agenda syiar yang dilakukan. Peran data sangat penting disini, dimana LDK bisa mempunyai absensi peserta ta’lim atau agenda syiar, dan menindaklanjuti dengan agenda pembinaan rutin ( mentoring ) yang diadakan oleh LDK. Bentuk lain dari penindaklanjutan adalah dengan membuat stand pendaftaran kegiatan mentoring di setiap event dakwah, dan cara yang baik lainnya, adalah dengan menjadikan dakwah fardiyah sebagai kebiasaan kader dimana. Sehingga setiap kader kita bisa berperan aktif dalam mengajak mahasiswa muslim untuk mengikuti mentoring ( pembinaan rutin ). Pendekatan dengan diskusi langsung juga bisa dilakukan untuk orang yang sudah berpengaruh atau sudah punya landasan pemikiran yang kuat.

Pembentukan ( takwin )
Membentuk seorang kader yang seimbang dari segi kemampuan dirinya. Membentuk kader ini perlu waktu yang cukup lama dan berkelanjutan. Membuat mekanisme dan sistem pembentukan yang jelas, bertahap dan terpadu bagi kader akan menghasilkan kader yang kompeten dan produktif. Oleh karena itu pelaku kaderisasi atau dalam hal ini tim kaderisasi LDK diharapkan bisa memberikan asupan ilmu yang luas dan tidak terbatas, serta seimbang antara ilmu dan amal. Berikut akan dijelaskan berbagai dimensi yang perlu dipahami dan dibina terhadap seorang kader.
Diniyah. Diniyah disini dimaksudkan pemahaman ajaran Islam dasar, seperti penjelasan tentang aqidah yang bersih dan lurus, pengajaran bagaimana ibadah yang benar,diutamakan ibadah wajib dijalankan dengan konsisten lalu meningkat ke membiasakan ibadah sunnah. Selanjutnya terkait dasar-dasar fiqih Islam dan berbagai hukum kontemporer yang ada. Penguatan dari sisi akhlak yang baik perlu di biasakan pada dimensi ini. Pembentukan kader yang berkepribadian Islam komprehensif diharapkan bisa di penuhi di dimensi ini.
Qur’aniyah. Memberikan pengajaran akan dasar-dasar Al Qur’an, disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan kader yang ada. Tahapan pengajaran ini bisa dimulai dari tahap pra-tahsin,tahsin, dan tahfidz. Bila keadaan memungkinkan Tafsir qur’an juga bisa dilaksanakan. Besar harapan kader LDK sangat dekat dengan Qur’an, karena memang semua yang disampaikan dalam berdakwah akan bersumber pada Al Qur’an. Kedekatan kader pada Qur’an pula yang akan membuat dakwah ini berkah dan di rahmati Allah. Kader diharapkan bisa mengaji atau membaca Qur’an dengan tajwid yang benar. Jika bacaan Qur’an sudah baik, kader diharapkan bisa memulai menghafal Al Qur’an.
Manajemen Organisasi. LDK adalah lembaga dinamis yang memerlukan kader yang bisa bergerak produktif dan terus menerus. Kader LDK haruslah kader yang baik dalam memanajemen diri dan organisasi. Penanaman dasar-dasar organisasi sejak dini dengan harapann kader tidak bingung ketika sedang menjalankan amal dakwah. Isi dari dimensi ini seperti dasar-dasar kaderisasi, manajemen waktu, manajemen konflik, manajemen rapat, syiar efektif, fung rising, pengelolaan organisasi dan lainnya. Isi dari dimensi diharapkan bisa menjadi bekal untuk diri sendiri dan organisasi dakwah.
Softskill. Kader LDK dituntut memiliki keahlian khusus yang bisa menunjang pergerakan dakwah LDK dan di masa yang akan datang diharapkan bisa juga berguna untuk dirinya. Contoh penerapan pembentukan softskill untuk kader, seperti pelatihan membawa mobil dan motor, cara desain dengan corel draw atau adobe photoshop,publik speaking, training manajemen aksi, memasak, memasang spanduk dan umbul-umbul, pelatihan multimedia seperti web dan blog, olahraga dan bela diri, bahasa Inggris dan bahasa arab dan kemampuan pendukung lainnya yang sekiranya dibutuhkan untuk kader.
Kepemimpinan. Manusia diciptakan Allah sebagai pemimpin, begitupula kader LDK yang nantinya akan memimpin pos-pos dakwah di manapun. Seorang kader dakwah harus siap memimpin jika kondisi menghendaki beliau sebagai pemimpin. Jiwa seorang pemimpin ini tidak bisa dibangun secara instan. Seorang pemimpin perlu kuat dari segi visi dan komprehensif dalam melihat sesuatu, pemimpin juga butuh kekuatan komunikasi dan kharisma yang kuat, pemimpin butuh memiliki jiwa empati dan baik dalam berkerja sama, pemimpin juga harus bijak dalam mengambil kebijakan. LDK harus bisa mencetak banyak pemimpin, karena kader LDK tidak hanya akan memimpin di LDK saja, akan tetapi kita juga perlu menyiapkan kader yang akan pemimpin di wilayah dakwah lain.
Wawasan. Seorang yang berilmu lebih baik ketimbang yang tidak berilmu. Ilmu dalam hal ini tidak dibatasi dalam hal ilmu agama saja. Kader LDK perlu memahami dasar-dasar ilmu politik, sosial, hukum, budaya dan ekonomi. Kekuatan dan luasnya wawasan yang dimiliki oleh kader dakwah akan memudahkan proses keberterimaan seorang kader di masyarakat dan memudahkan amal dakwah yang dilakukan oleh kader. Kekuatan wawasan ini pula yang akan membuat kader lebih bijak dan tepat dalam mengambil keputusan.
Dimensi-dimensi pembinaan ini perlu diberikan secara jelas, bertahap dan terpadu. Dengan memebrikan banyak wawasan bagi kader LDK, sama dengan membangun aset dalam bisnis. Aset terbesar LDK adalah kader yang produktif. Flow dari rangkaian pembinaan ini harus bisa disusun dengan tepat agar memberikan sebuah formulasi kaderisasi yang terbaik. Mekanisme pendukung dari tahapan ini adalah form evaluasi rutin per kader, sehingga kita bisa mengetahui tingkat partisipasi kader dalam pembinaan serta menguatkan basis penjagaan dalam kelompok kecil yang sering kita kenal dengan mentoring. Mentoring akan berfungsi sebagai kelompok penjagaan terkecil dari sebuah LDK. Pada tahapan pembentukan ini, ilmu yang sudah didapatkan diharapkan sudah bisa menjadi pemikiran dan gagasan yang kuat bagi kader dan siap untuk mengamalkannya.

Penataan / Pengorganisasian ( Tandzhim )
Setelah kader dibina, mulailah LDK menata potensi potensi kader menajdi sebuah untaian tali pergerakan yang harmoni. Setiap kader mempunyai kelebihan masing-masing. Ada kader yang pandai menghafal Qur’an, maka jadikanlah ia sebagai pengajar tahsin dan tahfidz. Ada kader yang gemar aksi atau demonstrasi, maka tempatkanlah ia di garda politik. Ada kader yang gemar mengadakan kegiatan, maka tempatkanlah ia di kepanitiaan. Ada kader yang hanya gemar belajar, maka proyeksikan ia agar menjadi asisten dosen dan ketua lab di masa yang akan datang. Ada kader yang suka bertualang, maka tempatkanlah ia sebagai relawan sosial LDK. Ada kader yang senang berpikir, maka tempatkanlah ia sebagi tim strategis. Ada kader yang gemar menggambar, maka tempatkanlah ia sebagai tim desain LDK. Kader harus ditempatkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Walaupun seorang pimpinan LDK punya wewenang untuk menempatkan kader sesuai dengan harapan pimpinan, akan tetapi menempatkan kader sesuai keinginan dan potensi akan menghasilkan sebuah kesinambungan dakwah yang harmoni dan tidak terjadi pembunuhan karakter kader. Pemahaman ini perlu di pahami, bahwa kader kita adalah manusia, bukan mesin yang bisa dipindah-pindah sesuai dengan keinginan pengguna. LDK harus mampu memanusiakan manusia. Kalo memang harus ada yang berkorban di LDK, maka pemimpin lah orang paling tepat. Kader adalah objek dakwah untuk pimpinan LDK.
Kader dengan amanah , seperti tumbuhan dengan habitatnya. Kaktus tidak mungkin hidup di pantai dan rumput laut tidak mungkin hidup di padang pasir. Begitulah analogi kader, jika pimpinan memaksakan seorang kader ditempatkan di tempat yang tidak sesuai, maka pembunuhan karakter akan terjadi. Penyediaan ladang beramal dari LDK pun harus ditambah seiring bertambahnya kader. Ada beberapa LDK yang menyesuaikan komposisi dan bentuk struktur organisasi dengan jumlah kader, atau bisa juga dengan memberikan kader tempat beramal di lembaga lain, sebutlah mahad kampus, BEM, himpunan, Unit mahasiswa dan sebagainya.
Poin paling penting adalah bagaimana kader dakwah bisa memiliki amanah di mana pun, dengan catatan, kader selalu melakukan setiap hal dengan paradigma dakwah yang baik. Dimanapun anda berada frame dakwah harus tetap terinternalisasi. Kenapa kebijakan seperti itu yang dikembangkan ?. Karena LDK harus mampu menyediakan kader yang bisa mengisi berbagai pos di masa yang akan datang. Dalam tahapan yang sudah lanjut, terutama untuk LDK yang sudah stabil. Kader diharapkan selalu memiliki empat peran dalam satu waktu, yakni ;

Mentor ( pembina ), seorang kader LDK harus aktif membina dan dibina. Dengan membina kelompok mentoring rutin, atau mengisi ta’lim rutin. Peran ini adalah peran murni seorang da’i yang diharapkan bisa menjadi peran utama kader dakwah
Penentu kebijakan strategis ( syura ), kader didik untuk bisa memimpin dan berpikir. Oleh karena itu kader harus mempunyai tanggung jawab sebagai anggota syura ( rapat strategis ) di lini yang sesuai dengan kapasitas kader saat itu. Dengan berpikir strategis ini diharapkan kader terbiasa untuk berpikir startegis dan komprehensif, sekaligus menumbuhkan jiwa pemimpin.
Pelaksana operasional ( teknis ), selain sebagai pemegang kebijakan di suatu tingkatan LDK, kader juga diharapkan bisa berperan dalam tatanan operasional atau kita sering kenal dengan pekerjaan teknis. Sehingga kader akan selalu berada dalam peran sebagai atasan dan bawahan dalam waktu bersamaan. Keseimbangan ini akan membentuk jiwa kerjasama yang baik. Contoh dalam kasus ini adalah, seorang kader berperan sebagai tim inti panitia kegiatan ( dalam hal ini dia sebagai anggota syura ) dan juga sebagai pelaksana operasional di tatanan LDK ( berkoordinasi dengan pengurus inti LDK ).
Akademik, kader dakwah pun perlu memiliki kompetensi akademik yang baik. Oleh karena itu, peran terakhir yang tak kalah pentingnya adalah, kader bisa berperan dalam bidang akademik atau di bangku kuliah dan lab. Peran yang bisa diambil antara lain, ketua kelas, ketua kelompok tugas, koordinator lab, ketua praktikum, asisten dosen, atau aktif dalam penelitian dan lomba ilmiah. Memiliki kader yang memiliki IP baik adalah harapan besar LDK. Dengan IP yang baik, sebetulnya akan memudahkan pergerakan dakwah kita di kampus.


Eksekusi dan peralihan objek kaderisasi menjadi subjek kaderisasi ( Tanfidzh )

Tahap terakhir dalam siklus kaderisasi. Pada tahapan ini seorang kader dakwah sudah bisa berkontribusi secara berkelanjutan dan sudah siap untuk menjadi subjek kaderisasi bagi objek dakwah yang lain. Kaderisasi merupakan siklus yang terus-menerus dan selalu lebih baik. Fase eksekusi ini juga di isi dengan monitoring kader dan evaluasi berkala, agar sistem kaderisasi yang dijalankan di LDK selalu lebih baik. Dengan monitoring dan evaluasi ini, diharapkan bisa memberikan masukan dan perbaikan bagi perencanaan siklus kaderisasi selanjutnya. Pada dasarnya tahapan kaderisasi seperti ini, varian dan inovasi akan bisa sangat berkembang pesat di metode, kurikulum, flow materi, perangkat pendukung dan kebijakan manajemen SDM lainnya.
Fase eksekusi ini juga sudah menghasilkan kader yang memiliki dorongan untuk berkerja, dan perlu di ingat, karena seorang kader saat ini sudah memegang peran sebagai pelaku atau subjek kaderisasi, maka kader pun perlu dibina dengan siklus yang baru. Pada dasarnya seorang kader akan dibina sesuai dengan siklus ini, yang membedakan adalah pola dan isi dari setiap tahapan. Seringkali, LDK tidak membina kader tahap lanjut, atau bisa dikatakan pembinaan untuk pengurus harian lebih sedikit ketimbang kader mula. Oleh karena itu pada LDK yang sudah cukup stabil, diharapkan mempunyai alur dan kurikulum serta metode kaderisasi yang berbeda untuk setiap tingkatang ( angkatan ) kader. Dengan membuat sistem kaderisasi seperti ini, maka LDK akan menjadi mesin pencetak kader yang solid dan militan secara terus-menerus. Membangun sistem kaderisasi yang kuat adalah aset berharga untuk lembaga dakwah kampus.

6/09/2013

Jalan Cinta Para Pejuang


Judul : Jalan Cinta Para Pejuang
Penulis : Salim A Fillah
Penerbit : Pro-U Media
Halaman : 340 hlm
Harga : Rp 55.000
Ukuran : 19 cm x 13,5 cm

 Oleh Khoerul Arif

Jika kita menghijrahkan cinta; dari kata benda menjadi kata kerja maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam paragraph sejarah. Jika kita menghijrahkan cinta; dari jatuh cinta menuju bangun cinta maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga. (salim a Fillah)

     Cinta suatu kata yang tak aus dimakan zaman. Tema ini selalu menjadi diskursus di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai tingkatan usia. Ketika berbicara mengenai cinta, orang akan terbagi menjadi dua yaitu mereka yang bosan dengan cerita cinta semu yakni cinta yang hanya menonjolkan aspek biologis semata. Perbincangan ini akan cepat berhenti dan akan terus diulang karena dalam hal ini cinta mengalami penyempitan makna. Berbeda ketika orang membicarakan cinta sejati yakni cinta yang membangun, menginspirasi, sehingga menggairahkan orang untuk terus berbuat kebaikan dan meraih prestasi. Cinta yang komprehensif inilah yang dicoba dibahas ulang oleh penulis muda Salim A Fillah.
      
Salah satu cerita cinta yang disuguhkan beliau dalam buku jalan cinta para pejuang ini adalah kisah cinta klasik terkenal sepanjang zaman yaitu kisah laila majnun. Dengan cinta semu yang ada dalam dirinya si laila menjelma menjadi seorang yang majnun (gila). Dalam kehidupan sekarang ini kita mendapati hal yang tak jauh beda dengan kisah cinta tersebut dengan berbagai macam bentuknya. Orang rela menenggak racun karena cintanya tertolak atau cinta yang tak dapat restu menjadikan orang putus harapan.
       Banyak sekali sebenarnya kisah cinta yang disuguhkan beliau dalam buku ini. Beliau kemas kisah-kisah tersebut dalam kisah singkat. Hal ini membuat pemabaca tidak “lelah” dalam menemukan inti cerita dalam setiap kisah yang disampaikan beliau. Berbeda kalau beliau menyuguhkan dengan cara menovelkan kisah-kisah tersebut membuat kita harus lama berputar-putar mengikuti alur ceritanya.
Kepiawaian beliau dalam meracik setip kata dalam buku ini betul terbukti. Banyak kalimat beliau yang menginspirasi kita bahkan dengan bahasa kasarnya memprovokasi emosi kita. “Tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum Di jalan cinta para pejuang”. Adalah salah satu contoh kalimat provokatif beliau.
    Kisah ini banyak mengambil sirah (cerita) dari nabi Muhammad dan para sahabat-orang yang sezaman dan hidup bersama nabi Muhammad-. Seperti kisah sang Hanzalah yang lebih mengutamakan pergi berperang di jalan Allah daripada bersenang-senang di malam pertamanya bersama sang isteri tercinta. Ada juga kisah-kisah dari para khulafauurasyidin, para syuhada dan cerita inspiratif lainnya Jadi dari membaca buku ini kita bisa sambil belajar tarikh (sejarah) islam dengan gaya bahasa yang apik tidak monoton seperti buku sejarah yang sudah biasa kita kenal.
Banyak istilah dan pengertian yang dihadirkan dalam buku ini. Di satu sisi ini menunjukkan keluasan wawasan sang penulis akan tetapi di sisi lain hal ini membuat pembaca kurang berkenan karena di tengah-tengah asyiknya pembaca mengikuti alur cerita harus terpotong dengan beberapa istilah dan pengertian yang seharusnya tidak usah ditampilkan. Memang memberikan informasi kepada pembaca itu penting namun lebih penting lagi menjaga konsisitensi pembaca untuk bisa menelaah ide-ide penulis sampai selesai.
      Apapun kelebihan dan kekurangan buku ini anda akan menyesal jika tidak memilikinya. Apalagi dengan harga yang terjangkau,di pasaran di jual kurang lebih Rp 55.000. Belum lagi kalau dapat diskon. Ukuran buku yang tidak terlalu lebar dan tebal membuat buku ini nyaman untuk menemani perjalanan anda di bus kota.

LDK Al Hurriyah IPB Diamanahi Sebagai PUSKOMNAS FSLDK 2012 -2014


Hari Terakhir IMSS FSLDKN XVI menjadi yang ditunggu tunggu. Diawali dari sidang Komisi yang terbagi menjadi komisi A Isu Keumatan, Komisi B Ke LDK an, dan Komisi C Kemuslimahan yang dikuti oleh BK, BPNas, PUSKOMDA, dan LDK itu Alhamdulillah banyak sekali hasil sidang musyawarah dan perubahan perubahan dalam FSLDK.

Berbagai ide dan gagasan satu persatu keluar dari para peserta dari ujung sabang sampai merauke yang semuanya ditujukan untuk kebaikan LDK itu sendiri meski dalam musyawarah itu selalu ada perbedaan pendapat.

Sesi selanjutnya yaitu pemilihan PUSKOMNAS yang akan mengeksekusi berbagai amanah dari hasil sidang komisi di IMSS FSLDKN itu. Satu persatu LDK Dicalonkaan sebagai kandidat Calon PUSKOMNAS untuk 2 tahun kedepan. Teriakan takbir menggema di GSG ITB saat dimumkan oleh Demisioner PUSKOMNAS sebelumnya.Melalui musyawarah dan berbagai pertimbangan akhirnya Amanah itu dititipkan kepada LDK Al Hurriyah Intsitut Pertanian Bogor dari LDK Birohmah UNILA.

Tampak beberapa orang meneteskan air matanya terharu karena Dakwah Kampus di Bumi Nusantara ini terus berlanjut dan mengalir . Semoga PUSKOMNAS kedepan dapat mengemban amanah, dan tiada henti menjadi panutan bagi LDK LDK di Seluruh Indonesia.

Selanjutnya disaat yang sama juga, dilakukan pemilihan untuk tuan rumah FSLDKN XVII 2 Tahun kdepan. dan musyawarah pun memilih Pulau Borneo (Kalimantan) tepatnya di Pontianak-Kalimantan Barat di Universitas Tanjung Pura dengan panitia inti dari LDK BKMI. InsyaAllah kita akan bertemu kembali.

 

terimakasih atas kunjungannya

we love palestina

Lambang LDK

hubungi kami di:

Jl. Tentara Pelajar No. 2 gedung A, Lt. I kampus I STAIN Salatiga 50721
Phone: 085744479682
E-mail: ldkdarulamal.stainsltg@gmail.com
FB: LDK Darul Amal STAIN Salatiga "